KEGAGALAN AKUNTANSI DALAM MENANGGULANGI FRAUD

(PERSPEKTIF POSTMODERN)

Authors

  • Anantawikrama Tungga Atmadja Universitas Pendidikan Ganesha
  • Komang Adi Kurniawan Saputra Universitas Warmadewa

DOI:

https://doi.org/10.29303/jaa.v3i1.30

Keywords:

fraud, narration, postmodernism, habitus

Abstract

Fraud often cannot be eliminated in the operational activities of the organization, including in the public sector organizations. In a sense, the accounting system applied cannot prevent fraud as idealized. This condition shows that accounting as a narrative cannot be separated from the application of other narratives adopted by humans as accounting agents. This paper will discuss how accounting, including internal control within it, is understood as a narrative in the frame of postmodernism. As a narrative, accounting must compete with other narratives to become a habitus and give a disposition to act on the agent who adheres to it. Humans, as accountants, must also be positioned as complex creatures and not only moved on the basis of mere rationality. This understanding is expected to provide a more holistic understanding of the background of the failure and success of accounting in overcoming fraud and suggestions for corrective actions.

 

References

REFERENSI
Arens, AA, R.J Elder, dan M.S Beasley. 2013. Auditing & Jasa Assurance. [Penerjemah: Tim Penerjemah]. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Berger, P. L. 1985. Humanisme Sosiologi. [Penerjemah: Daniel Dhakidae]. Jakarta: Inti Sarana Aksara.
Berger, P.L. 1987. “The Meaning of Social Controls”. Dalam Charon (ed.). The Meaning of Sociology A Reader. Halaman: 242-246. New Jersey: Prentice Hall.
Berger, P. L. dan T. Luckman. 1990. Tafsir Sosial atas Kenyataan Risalah tentang Sosiologi. [Penerjemah: Hasan Basari]. Jakarta: LP3ES.
Binawan, A. A. L. 2006. “Korupsi (dalam Cakrawala) Kemanusiaan Beberapa Pernik Gagasan untuk Pengantar”. Dalam A. A. L. Binawan (ed). Korupsi Kemanusiaan Menafsirkan Korupsi (dalam) Masyarakat. Jakarta: Kompas. Halaman: xii-xxvi.
Bourdieu, P. 2010. Arena Produksi Kultural Sebuah Kajian Sosiologi Budaya. [Penerjemah: Yudi Santosa]. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Bourdieu, P. 2011. Choses Dites Uraian dan Pemikiran. [Penerjemah: N. R. Sjams]. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Brock, W dan M. Boutin. 2012. Fraud: History, Issues, Tools and Challenges. Diakses melalui https://www.dwpv.com/Sites/academy/PDFs/Fall2012/Davies-Academy-November-06-2012.pdf. Pada tanggal 10 November 2017.
Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Foucault, M. 2002. Arkeologi Pengetahuan. [Penerjemah: M. Zoerni]. Yogyakarta: Penerbit Qalam.
Foucault, M. 2007. Order of Thing. Arkeologi Ilmu-ilmu Kemanusiaan. [Penerjemah: Priambodo dan Pradana Boy]. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Foucault, M. 2008. Ingin Tahu Sejarah Seksualitas. [Penerjemah: Rahayu S. Hidayat]. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Foucault, M. 2009. Pengetahuan dan Metode: Karya-karya penting Foulcaut. [Penerjemah: Arief]. Yogyakarta: Jalasutra.
Freud, S. 2006. Pengantar Umum Psikoanalisis. [Penerjemah: Haris Setiowati]. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gault, W. 2011. Filsafat Post Modernisme Jean-Fran?ois Lyotard. Maumere: Ladalero.
Geertz, C. 1999. After The Fact; Dua Negeri; Empat Dasawarsa, Satu Antropolog [Penerjemah: Landung Simatupang]. Yogyakarta: LKiS.
Jarvis. M. 2000. Teori-teori Psikologi Pendekatan Modern untuk Memahami Perilaku, Perasaan dan Pikiran Manusia. [Penerjemah: Tim Penerjemah SPA]. Bandung: Nusa Media.
Littlejohn, S. W. dan K. A. Foss. 2009. Teori Komunikasi. [Penerjemah: M. Y. Hamdan]. Jakarta: Salemba Humanika.
Lyotard, J. 2009. Kondisi Posmodern: Suatu Laporan Mengenai Pengetahuan. [Penerjemah: D. V. Ellyati]. Surabaya: Selasar.
Muhlisin. 2000. “Posmodernisme dan Kritik Ideologi Ilmu Pengetahuan Modern”. Okara II. Halaman: 1-20.
Piliang, Y. A. 2011. Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan. Bandung: Matahari.
Priantara, D. 2013. Fraud Auditing & Investigation. Bogor: Mitra Wacana Media
Richardson, F. C dan B. J. Powers. 2005. “Teori Kritis, Posmodernisme, dan Hermeneutika Wawasan untuk Psikologi Kritis”. Dalam I. Prilleltensky dan D. Fox (ed.). Psikologi Kritis Metaanalisis Psikologi Modern. Bandung: Mizan. Halaman: 55-90.
Saputra, K.A.K., E. Sujana., dan G.M. Tama. (2018). Perspektif Budaya Lokal Tri Hita Karana dalam Pencegahan Kecurangan pada Pengelolaan Dana Desa. Jurnal Akuntansi Publik, Vol.1, No.1, 2018
Saputra, Komang Adi Kurniawan., Putu Budi Anggiriawan., dan I Nyoman Sutapa. (2018). Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Perspektif Budaya Tri Hita Karana. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga, Vol. 3. No. 1 (2018) 306-321.
Suwantana, I. G. 2011. Petikan Dawai Wedanta(Indra Udayana Vicharamritam-2). Denpasar: Ashram Gandhi Puri.
Swami, B. D. 2005. Seri Vedanta dan Sains Kehidupan dan Asal Mula Jagat Raya. [Penerjemah I. Ngrh. Pranawa]. Denpasar: Sampradaya Kesadaran Krishna Indonesia.

Published

2018-12-18

How to Cite

Atmadja, A. T., & Saputra, K. A. K. (2018). KEGAGALAN AKUNTANSI DALAM MENANGGULANGI FRAUD: (PERSPEKTIF POSTMODERN). Jurnal Aplikasi Akuntansi, 3(1), 001–021. https://doi.org/10.29303/jaa.v3i1.30